Sabtu, 17 September 2011

MEMORIES OF THEM

Bondan Prakoso And Fade To Black - Kita Selamanya


 eiyo... it's not the end, it's just beginning



titz:

ok... detak detik tirai mulai menutup panggung

tanda skenario... eyo... baru mulai diusung

lembaran kertas barupun terbuka

tinggalkan yang lama, biarkan sang pena berlaga

kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu

pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu

masa jaya putih biru atau abu-abu (hey)

memori crita cinta aku, dia dan kamu



santoz:

saat dia (dia) dia masuki alam pikiran

ilmu bumi dan sekitarnya jadi kudapan

cinta masa sekolah yang pernah terjadi

dat was the moment a part of sweet memory

kita membumi, melangkah berdua

kita ciptakan hangat sebuah cerita

mulai dewasa, cemburu dan bungah

finally now, its our time to make a history



reff:

bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan

tetap berpegang tangan, saling berpelukan

berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!

kenanglah sahabat... kita untuk slamanya!



satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori

satu cerita teringat didalam hati

karena kau berharga dalam hidupku, teman

untuk satu pijakan menuju masa depan



lezz:

saat duka bersama, tawa bersama

berpacu dalam prestasi... (huh) hal yang biasa

satu persatu memori terekam

didalam api semangat yang tak mudah padam

kuyakin kau pasti sama dengan diriku

pernah berharap agar waktu ini tak berlalu

kawan... kau tahu, kawan... kau tahu kan?

beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan



back to reff:



bridge:

bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan

tetap berpegang tangan dan saling berpelukan

berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!

kenanglah sahabat...



back to reff:

Sabtu, 18 Juni 2011

semakin jauh kita memandang semua menjadi samar tidak jelas terlihat. seperti pesawat di angkasa yang terkadang terlihat seperti mainan anak kecil yang diterbangkan ke angkasa. sungguh aku kagum terutama terhadap orang-orang yang berani bermimpi seperti anak-anak pedalaman yang sebenarnya tidak pernah merasakan menjadi penumpang peasawat namun dengan bangganya dia mengatakan "saya ingin jadi pilot". pilot? bayangkan dia berani sekali mengatakan hal itu, sungguh aku terperanjat dari lamunan dan bangkit untuk melihat siapa yang sedang berbicara, mengapa demikian lantang hingga mampu membuatku terkaget-keget,dialah sang pemimpi.ternyata yang telah membuatku terperanjat adalah anak jalanan yang sedang pontang-panting mencari sesuap nasi dengan karung yang ia gendong di pundaknya. lantas aku menangis tersedu-sedan saat melihatnya, namun segera kuusap air mataku lalu kuberanikan diri tuk bertanya, "mengapa kau ingin jadi pilot?"tanyaku,
"karena aku anak pintar, uang yang kudapat ini akan kugunakan untuk sekolah sampaii tinggi",ucapnya bangga,kemudian temannya menyambung,
"iya, kami ingin seperti pak habibi,walaupun hidup kami serba kurang,tapi kami telah bertekad ingin jadi pilot",jawabnya tegas.
sungguh bukan main semangat yang terpatri dari kata-katanya itu mampu membuat aku sadar bahwa kesulitan bukanlah pembunuh kesuksesan, yang jadi pembunuhnya adalah rasa enggan untuk berbuat.
memang yang aku rasakan tak sakit sesakit mereka namun semua itu adalah kehendak Tuhan yang telah ada sejak manusia dalam kandungan.